PRILAKU (TINGKAH LAKU) PADA MAKHLUK HIDUP, MATERI BIOLOGI UMUM


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah biologi umum dengan judul tingkah laku. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berperan dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk pemenuhan tugas kuliah biologi umum, dan kami sebagai penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca, khususnya bagi mahasiswa pendidikan biologi. Kami menyadari pada makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat menambah wawasan generasi muda bangsa dan negara Indonesia.


  Padang,  Desember 2019

  Penulis


DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................   i     
Daftar Isi .........................................................................................................   ii
Daftar Gambar..................................................................................................   iv
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................   1
A.         Latar Belakang ............................................................................   1    
B.         Rumusan Masalah ........................................................................   1    
C.         Tujuan ..........................................................................................   2    
BAB II PEMBAHASAN................................................................................   3
A.    Pengertian Tingkah Laku ...............................................................   3
B.     Tingkah Laku Pada Tumbuhan ......................................................   3
a.       Bawaan ....................................................................................   3
b.      Macam – macam gerak tropisme .............................................   4
1)      Fototropisme ......................................................................   4
2)      Geotropisme ......................................................................   5
3)      Thigmotropisme .................................................................   5
4)      Kemotropisme ...................................................................   6
5)      Hidrotropisme ....................................................................   6
c.       Gerak Higroskopis ...................................................................   7
C.     Tingkah Laku Pada Hewan ...........................................................   8
a.       Genetik ....................................................................................   8
b.      Belajar; asosiasi ........................................................................   8
c.       Belajar; non asosiasi .................................................................   9
d.      Naluri .......................................................................................   9
e.       Tingkah laku bawaan ...............................................................  10
f.       Periodisitas tingkah laku ..........................................................  10
g.      Terialitis ...................................................................................  11
h.      Tingkah laku terajar .................................................................  12
BAB III PENUTUP ........................................................................................   13
A.       Kesimpulan ...................................................................................   13
B.       Saran .............................................................................................   14
Daftar Pustaka
Lampiran

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gerak Tumbuhan Fototropisme......................................................   4    
Gambar 2. Gerak Tumbuhan Geotropisme.......................................................   5
Gambar 3. Gerak Tumbuhan Tigmotropisme...................................................   5
Gambar 4.  Gerak Tumbuhan Kemotropisme...................................................   6
Gambar 5. Gerak Tumbuhan Hidrotropisme....................................................   6
Gambar 6. Gerak Tumbuhan Higroskopis........................................................   7
Gambar 7. Anak Kucing Menyusui Pada Induknya........................................   10
Gambar 8. Burung Melakukam Migrasi...........................................................   11
Gambar 9. Monyet/Beruk Memetik Kelapa.....................................................   12

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Semua organisme memiliki perilaku, Perilaku merupakan bentuk respon terhadap kondisi internal dan eksternalnya (Hala & Tenriwaru, 2015). Perilaku adalah aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu stimulus. Dalam mengamati perilaku, kita cenderung untuk menempatkan diri pada organisme yang kita amati, yakni dengan menganggap bahwa organisme tadi melihat dan merasakan seperti kita. Ini adalah antropomorfisme (Y: anthropos = manusia), yaitu interpretasi perilaku organisme lain seperti perilaku manusia.
Seringkali suatu perilaku terjadi karena pengaruh genetis (perilaku bawaan lahir atau innate behavior), dan karena akibat proses belajar atau pengalaman yang dapat disebabkan oleh lingkungan. Pada perkembangan ekologi perilaku terjadi perdebatan antara pendapat yang menyatakan bahwa perilaku yang terdapat pada suatu organisme merupakan pengaruh alami atau karena akibat hasil asuhan  atau pemeliharaan, hal ini merupakan perdebatan yang terus berlangsung. Dari berbagai hasil kajian, diketahui bahwa terjadinya suatu perilaku disebabkan oleh keduanya, yaitu genetis dan lingkungan (proses belajar), sehingga terjadi suatu perkembangan sifat.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah dibuat, dapat dirumuskan bahwa :
1.      Apa yang dimaksud dengan tingkah laku?
2.      Bagaimana tingkah laku pada tumbuhan?
3.      Bagaimana tingkah laku pada hewan?



C.        Tujuan
Tujuan pembelajaran struktur dan organisasi tubuh tumbuhan yaitu mahasiswa dapat :
1.    Mengetahui pengertian tingkah laku
2.    Memahami tingkah laku pada tumbuhan
3.    Memahami tingkah laku pada hewan


BAB  II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Tingkah Laku
Pengertian secara umum tingkah laku atau perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup. Perilaku atau tingkah laku menurut KBBI, perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Perilaku dalam arti luas merupakan tindakan tegas dari suatu organisme untuk menyesuaikan diri terhadap keadaan lingkungan guna menjamin hidupnya (Odum, 1998). Perilaku diartikan sebagai aktivitas organisme akibat adanya suatu stimulus. Suatu respon disebut perilaku apabila respon tersebut berpola, yaitu memberikan respon tertentu terhadap stimulus tertentu (Hala & Tenriwaru, 2015).
Robert Y. Kwick (1972) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari. Semua organisme memiliki perilaku, Perilaku merupakan bentuk respon terhadap kondisi internal dan eksternalnya (Hala & Tenriwaru, 2015). Bertindak, bereaksi, atau berfungsi dalam suatu cara tertentu sebagai respons terhadap beberapa stimulus (rangsangan) atau tanggapan ataupun merespon terhadap berbagai stimulus, baik yang berasal dari lingkungan luar maupun yang dari dalam tubuh sendiri (Campbell, 2003).

B.       Tingkah Laku Pada Tumbuhan
a.    Bawaan
Bawaan (innate, inborn, instinct) yaitu bersifat tetap, diprogram genetik,kisaran perbedaan lingkungan pada indididu kelihatannya tidak mengubah perilaku,. Tanpa pengalaman spesifik sebelumnya. Perilaku bawaan adalah merupakan respon yang sifatnya dalam ukuran besar, ditemukan oleh jalur-jalur koordinasi saraf yang diwariskan. Merupakan perilaku atau suatu potensi terjadinya yang telah ada di dalam suatu individu. Perlaku yang timbul karena bawaan lahir berkembang secara tetap atau pasti. Perlaku ini tidak memerlukan adanya pengalaman atau memerlukan proses belajar, terjadi pada saat baru lahir dan perilaku ini bersifat genetik (turunan). Perilaku bawaan adalah perilaku yang bersifat tetap dari sisi pengkembangan, pokok utama perilaku bawaan adalah bahwa kisaran perbedaan lingkungan pada individu kelihatannya tidak mengubah perilaku.
b.   Macam – macam gerak tropisme
Tropisme adalah respon pertumbuhan yang tetap terhadap suatu stimulus lingkungan yang terjadi pada tumbuhan dan avertebrata primitif. Tropisme merupakan tipe yang relatif sederhana dari reaksi iritabel (peka rangsangan). Tropisme merupakan jenis-jenis perilaku yang tetap dan terbatas. Tipe- tipe tropisme diberi nama sesuai stimulus yang merangsangnya, dan disebut sebagai “positif” jika pertumbuhan itu mengarah ke stimulus tersebut dan “negatif” jika pertumbuhan menjauhi stimulus (Fried, 2005)
1)        Fototropisme
Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang cahaya (Wiraatmaja, 2017). Contoh gerak fototropisme adalah tanaman biji-bijian yang sedang tumbuh tunas.
MAAF GAMBARNYA LAGI MALAS UPLOAD
Gambar 1. Gerak Tumbuhan Fototropisme
2)        Geotropisme
Geotropisme adalah gerakan bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi (gaya tarik) bumi. Apabila arah pertumbuhan tersebut ke atas, atau menjahui bumi maka termasuk geotropisme negatif. Akan tetapi, apabila arah pertumbuhan menuju kebawah atau menuju bumi berarti termasuk gerak geotropisme positif (Wiraatmaja, 2017). Contoh geotropisme positif adalah pertumbuhan akar yang selalu menuju kebawah atau kedalam tanah
                             MAAF GAMBARNYA LAGI MALAS UPLOAD
Gambar 2. Gerak Tumbuhan Geotropisme
3)        Thigmotropisme
Tigmotropisme adalah gerak tumbuhan dari bagian tumbuhan akibat persinggungan atau sentuhan. Contohnya seperti sulur markisa dan batang mentimun yang membelit tanaman lain (Wiraatmaja, 2017)
                            MAAF GAMBARNYA LAGI MALAS UPLOAD
Gambar 3. Gerak Tumbuhan Tigmotropisme
4)        Kemotropisme
Kemotropisme adalah gerakan bagian tumbuhan karena pengaruh rangsangan berupa zat kimia. Contoh adalah pertumbuhan akar atau gerakan akar yang menuju unsur hara ataupun pupuk dalam tanah (Wiraatmaja, 2017)
                            MAAF GAMBARNYA LAGI MALAS UPLOAD
Gambar 4. Gerak Tumbuhan Kemotropisme
5)        Hidrotropisme
Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan menuju kearah yang basah atau berair. Gerak akar tumbuhan selalu menuju ke tempat yang basah (berair). Contoh hidrotropisme adalah arah pertumbuhan ujung akar didalam tanah yang selalu menuju ketempat yang mengandung air (Wiraatmaja, 2017).
                              MAAF GAMBARNYA LAGI MALAS UPLOAD
Gambar 5. Gerak Tumbuhan Hidrotropisme
c.    Gerak Higroskopis
Higroskopis adalah gerak bagian tubuh tumbuhan yang terjadi karena perubahan kadar air pada tumbuhan secara terus menerus, akibatnya kondisi menjadi kering pada kulit buah atau kotak spora sehingga kulit biji atau kotak spora pecah (Wiraatmaja, 2017). Gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh perubahan kadar air  di dalam sel sehingga terjadi pengerutan yang tidak merata. Contoh Pecahnya kulit buah polong-polongan (lamtoro, kembang merak, kacang buncis, kacang kedelai). Hal ini disebabkan berkurangnya air pada kulit buah. Kulit buah menjadi kering,retak dan akhirnya pecah sehingga bijinya terpental ke luar. Pecahnya kulit buah dan terpentalnya biji sebenarnya merupakan cara tumbuhan tersebut memencarkan alat perkembang biakannya. Gerak higroskopis juga terjadi pada membukanya kotak spora (sporangium) tumbuhan paku (Pteridophyta) dan lumut phyta).
                                     MAAF GAMBARNYA LAGI MALAS UPLOAD
Gambar 6. Gerak Tumbuhan Higroskopis
C.      Tingkah Laku Pada Hewan
a.    Genetik
Merupakan perlilaku atau suatu potensi terjadinya perilaku yang telah ada di dalam suatu individu. Perilaku yang timbul karena bawaan lahir berkembang secara tepat atau pasti. Perilaku ini tidak perlu adanya pengalaman atau memerlukan proses belajar dan sering terjadi pada saat baru lahir.
Dalam biologi mengenai nature atau nurture bukanlah mengenai memilih salah satu , adalah mengenai derajat sejauh mana gen dan lingkungan mempengaruhi sifat fenotipik, yang meliputi sifat perilaku. Fenotip bergantung pada gen dan lingkungan, sifat atau ciri perilaku memiliki komponen genetik dan lingkungan, seperti halnya semua sifat antomis dan fisiologis seekor hewan (Campbell, 2003).
Perilaku memperlihtakan suatu kisaran variasi fenotipil (suatu norma reaksi) yang bergantung pada lingkungan, dimana genotipe itu diekspresikan. Perilaku dapat diubah oleh pengalaman lingkungan. Perilaku juga memiliki suatu komponen genetik-perilaku bergantung gen-gen yang diekspresinya menghasilkan sistem neuron yang dianggap terhadap kemajuan pembelajaran (Campbell, 2003).
b.   Belajar; asosiasi
Kemampuan banyak hewan untuk belajar mengaitkan satu stimulus ke stimulus yang lainnya. Pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan perilaku sebagai akibat dari pengamalan spesifik. Merupakan perilaku dimana hewan akan terbiasa untuk melakukan tindakan tertentu karena adanya orientasi hadiah (reward) yang akan dia peroleh jika hal tersebut ia lakukan dan adanya hukuman (punishment) jika ia tidak melaksanakannya. Ini biasanya dikondisikan selama proses pembelajaran yang sebagian besar dilakukan oleh manusia sebagai pendidiknya (contoh di dunia sirkus). Persepsi tentang hadiah dan hukuman yang berasosiasi langsung dengan stimulus tertentu ini akan menjadi permanen sehingga kendati kemudian tidak ada hadia atau hukuman setelah respon yang ia lakukan, respon tersebut akan tetap ia lakukan pada periode berikutnya ketika ada stimulus serupa (Campbell, 2003). Contohnya adalah perilaku lumba-lumba yang biasanya akan diberi makan jika ia bisa melintasi lingkaran api di atas kolam atau juga perilaku anjing yang segera menjulurkan lidah dan saliva yang menetes saat dibunyikan garputala (karena saat ia diajari pada periode seblumnya, stimulus suara berupa garputala selalu berasosiasi dengan akan adanya makanan yang dia peroleh dari tuannya)
c.    Belajar; non asosiasi
Merupakan perilaku yang diperoleh dari tindakan coba-coba atau trial and error. Semakin dekat individu mendapatkan respon dengan adanya stimulus positif maka akan semakin mudah baginya mengulang keberhasilan respon tersebut. Dapat juga terjadi kepada hewan yang semakin lama semakin sedikit mengeluarkan energi untuk memperoleh makanan. Atau dapat juga berupa perilaku jerah setelah suatu pengalaman buruk tertentu yang ia peroleh ketika melakukan suatu tindakan (Campbell, 2003).
d.   Naluri
Naluri adalah perilaku “innate” klasik yang sulit dijelaskan, walaupun demikian terdapat beberapa perilaku naluri atau insting yang merupakan hasil pengalaman, belajar dan ada pula yang merupakan faktor keturunan. Semua makhluk hidup memiliki beberapa insting atau naluri dasar. Naluri adalah pola kompleks yang sebagaimana refleks, merupakan bawaan, agak tidak fleksibel, dan mempunyai nilai bagi hewan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Naluri lebih rumit dibandingkan dengan refleks dan dapat melibatkan serangkaian aksi.
Contoh perilaku ini adalah sang anak yang baru lahir dapat menemukan sendiri kelenjar susu induknya untuk dapat memperoleh makanan dari air susu. Perilaku planaria yang menghindar dari cahaya juga merupakan contoh dari perilaku insting.
                              MAAF GAMBARNYA LAGI MALAS UPLOAD
Gambar 7. Anak Kucing Menyusui Pada Induknya
e.    Tingkah laku bawaan
Perilaku ini seringkali dihubungkan dengan susunan genetik tanpa adanya suatu pengaruh lingkungan. Akan tetapi adalah tidak tepat untuk mengatakan bahwa setiap perilaku hanya semata-mata disebabkan oleh gen. Semua gen, termasuk gen-gen yang ekspresinya mendasari perilaku bawaan, memerlukan suatu lingkungan (suatu badan fisik) untuk diekspresikan. Pokok utama perilaku bawaan adalah kisaran perbedaan lingkungan pada individu kelihatannya tidak mengubah perilaku (dari semua kajian hingga saat ini). Meskipin penggunaan istilah bawaan (innate) bervariasi dalam biologi perilaku istilah ini mengacu pada perilaku yang bersifat tetap dari sisi perkembangan, semua individu memperlihatkan perilaku yang hampir sama terlepas dari perbedaan lingkungan yang tidak bisa dielakkan  di dalam dan di luar tubuh selama perkembangan dan sepanjang hidupnya (Campbell, 2003).
Dalam pengertian luas, penyebab utama perilaku bawaan kemungkinan adalah bahwa pelaksanaan beberapa perilaku yang terjadi dengan sendirinya, tanpa pengalaman spesifik sebelumnya, dapat dimaksimalkan kelestarian hidup sampai ke titik di mana gen-gen untuk perilaku yang berbeda telah hilang (Campbell, 2003).
f.     Periodisitas tingkah laku
Merupakan mekanisme internal yang dapat menghasilkan aksi perilaku secara rikmik (teratur). Periodisitas tingkah laku berupa irama perilaku hewan yang selalu berulang, terpola dan terjadi secara periodik mengikuti irama tertentu (matahari atau bulan) baik beruapa irama harian, bulanan, atau tahunan.
                                       MAAF GAMBARNYA LAGI MALAS UPLOAD
Gambar 8. Burung Melakukam Migrasi
g.    Terialitis
Suatu teritori adalah suatu daerah yang dipertahankan oleh seekor individu hewan, yang umumnya mengusir anggota lain dari spesiesnya sendiri. Teritori secara khusus digunakan untuk mencari makanan, perkawinan, membesarkan anak, atau kombinasi aktivitas tersebut. Umumnya suatu teritori sudah tetap dan ukurannya bervariasi menurut spesies, fungsi-fungsi terioti dan jumlah sumberdaya yang tersedia (Campbell, 2003).
Teritori dibentuk dan dipertahankan melalui perilaku agonisti, dan seekor individu hewan yang telah mendapatkan suatu teritori seringkali sulit dikeluarkan dari teritorinya. Suatu teritori mempunyai nilai yang lebih bagi pemilik dibandingkan bagi penyusup karena pemilik sudah mengetahui dengan baik wilayah tersebut. Pemilik teritori ditentukan kemungkinan lebih tua atau lebih banyak pengalaman menggunakan interaksi agonistik (Campbell, 2003).
Merupakan perilaku mempertahankan suatu area tertentu (home range) dari kehadiran spesies atau individu pesaing sehingga suatu hewan dapat memiliki sumber makanan, tempat bereproduksi atau beraktivitas dan memelihara anak dan keturunannya dengan pesaing yang minimal atau bahkan tanpa adanya pesaing.
Bentuk-bentuk teritrorialnya beragam, dapat berupa adanya penanda (urine, kotoran, bekas cakaran) di berbagai tempat dalam kawasan tertentu atau dengan adanya perlawanan ketika ada individu atau spesies lain mencoba masuk ke dalam kawasan. Perilaku teritori ini contohnya pada perilaku Harimau, Singa, dan hewan-hewan buas lainnya yang memiliki kawasan tertentu sebagai tempat mencari makanannya.
h.   Tingkah laku terajar
Tingkah laku atau perilaku terajar adalah perilaku yang lebih kurang diperoleh atau dimodifikasi secara permanen sebagai akbat pengalaman individu. Perilaku terajar merupakan perilaku yang mana perilaku ini memerlukan adanya memori untuk ingatan atau modifikasi dari pengalaman.
Perilaku akibat belajar yang hanya dapat dimiliki oleh suatu hewan jika telah mengalami suatu pelajaran baik oleh kejadian tertentu yang menimbulkan pengalaman atau memang karena adanya serangkaian pembelajaran yang dilakukan oleh individu lain (baik oleh spesiesnya sendiri, spesies lain atau oleh manusia) (Salmah,dkk 2011)
                                     MAAF GAMBARNYA LAGI MALAS UPLOAD
Gambar 9. Monyet/Beruk Memetik Kelapa
  

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

B.     Saran


DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A. (2003). Biologi. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Fried, G. H. (2005). Biologi Edisi Kedua. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Hala, Y., & Tenriwaru, E. P. (2015). Identifikasi Pola Perilaku pada Semut Jepang Dewasa. Bionature, 16(2), 63–68.
Odum, E. P. (1998). Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta.
Salmah, S, Dkk. (2011). Bahan Ajar Biologi Umum. (November). Retrieved from https://www.academia.edu/27255037/BAHAN_AJAR_BIOLOGI_UMUM
Wiraatmaja, I. W. (2017). Bahan Ajar Gerak Pada Tumbuhan. Retrieved from https://docplayer.info/81607892-Bahan-ajar-gerak-pada-tumbuhan-oleh-ir-i-wayan-wiraatmaja-mp-nip.html

SEMOGA BERMANFAAT DAN MAAF JIKA ADA KESALAHAN





Comments

Popular posts from this blog

OSMOREGULASI

ANATOMI TUMBUHAN (JARINGAN PENGUAT)

Perkembangan Hewan Gastrulasi